Monday, February 11, 2008

Indonesia : Spesialis Olahraga Individualis....

From the time when the horse eating some metal (Dari jaman kuda gigit besi), tidak ada sejarahnya timnas sepakbola Indonesia bisa berbicara di pentas dunia. Dulu sihh.... Dulu banget, ada sebuah negara antah berantah yang bernama Hindia - Belanda (Dutch East Indies), main di Piala Dunia ke -3 yaitu tahun 1938. Tim inilah yang nantinya akan menjadi cikal bakal Indonesia (FYI, Hindia-Belanda langsung "dihantam" Hungaria 6-0, benar2 cikal bakal Timnas sekarang gak sih??). Makanya ada beberapa orang (i don't know if we can say them "orang") yang kekeuh banget bahwa Indonesia itu pernah masuk Piala Dunia. (Tau gak ya bahwa dulu itu yang main cuma 5 orang pribumi Indo, sisanya londo). Dan itu udah cukup bikin bangga mereka.

Kalau dilihat TimNas kita saat ini, hal itu merupakan sebuah ironi. Digadang-gadang sekitar tahun 60 - 70an sebagai "Macan Asia", prestasi olahraga tendang bola kita saat ini jauh dari yang kita harapkan bersama dalam tempo yang sesingkat - singkatnya. Kalau gak mau dibilang mundur, ya bahasa halusnya "jalan di tempatlah" (kaya Senam Kesegaran Jasmani aja ya....). Jangankan di tingkat Dunia, di tingkat Asia Tenggara saja TimNas kita tidak mampu berbuat banyak. Terakhir menjadi juara di Sea Games tahun 1991, di piala yang cukup bergengsi di Asia Tenggara yaitu Piala AFF (which also known as "Piala Tiger") Prestasi tertinggi timnas 'hanya'-lah tempat kedua di tahun 2000, 2002, dan 2005. Dengan potensi penduduk 250 juta jiwa dan "gila bola" (saking gilanya mereka bawa tombak, panah, dan yang paling mending botol aqua denga cairan kuning misterius untuk mendukung tim pujaannnya ke stadion) prestasi yang dicapai tidaklah sebanding dengan apa yang diharapkan dalam Undang Undang Dasar 45 yang menyebutkan "Fakir Miskin dan anak2 terlantar dipelihara oleh negara." (gak nyambung ya?? ya udahlah kita juga cuma ngomongin Timnas kita ini.... :)))

Tapi ada hal menarik yang bisa dipetik dari beberapa event2 yang diikuti para atlit kita. Baik itu di cabang sepakbola maupun cabang lainnya. Apakah itu? eng ing eng....... INDONESIA TIDAK MENONJOL DI CABANG OLAHRAGA YANG MENYERTAKAN INDIVIDU LEBIH DARI 3 ORANG..... Apaaa??? ya benar sekali saudara - saudara, Negara kita mungkin spesialis olahraga individu. Wahhh maksudnya apa tuh mas. Ya sabar2 semuanya akan saya jelaskan secara lengkap, terpercaya, walaupun tidak setajam SILET.

Kita tahu akan kedigdayaan negeri ini dalam ajang bulutangkis. Hegemoni emas pertama dalam Olimpiade di sumbang oleh olahraga tepok bulu ini. Pasangan Susi Susanti dan Alan Budikusuma "mengawinkan" medali emas dan membuat lagu "Indonesia Raya" berkumandang 2 kali di Barcelona tahun 1992 (saat itu masih SD, seinget penulis Susi Susanti sempet mewek di podium... dan entah kenapa menurut temen SD penulis yang umurnya udah cukup buat SMP, tangisannya itu bikin Susi kelihatan HOT..... Anak SD sakit jiwa....).

Belum lagi seorang Yayuk Basuki, seorang maestro tenis Indonesia. Seorang wanita yang dilahirkan jadi legenda, setidaknya di tanah airnya sendiri. Dengan perolehan terbaik sebagai ranking 19 dunia tenis single wanita. Sepanjang karirnya, Yayuk berhasil memperoleh enam gelar tunggal Tur WTA dan sembilan gelar dari ganda. Prestasi terbaiknya dalam turnamen Grand Slam adalah mencapai babak perempat final Wimbledon pada tahun 1997 (http://id.wikipedia.org/wiki/Yayuk_Basuki). Belum lagi prestasi dari Chris John, Elyas Pical di tinju, Lifter2 angkat berat kita yang selalu menyumbang medali, srikandi - srikandi di cabor (hati2.... itu huruf 'r' jangan dihilangin bacanya.... fufufufu) panahan, dan lain - lain yang tak mungkin penulis menuliskan namanya satu persatu.

Dari tulisan di atas pasti kita 'ngeh' bahwa tidak ada satupun nama2 tersebut lahir dari cabang olahraga tim (lebih dari 3 orang). Tidak ada prestasi dari sepakbola, basket, Voli, hoki, atau apapun yang menonjol. Loh kok bisa ya? Artinya apa? Menurut penulis, artinya kita tidak kalah dari hal individu olahraga. Tetapi bagaimana bisa kalau individunya bisa bersaing, tetapi work as a team nya gagal. Itu mungkin jadi PR juga buat mentri, pelatih, insan, dan pengamat olahraga kita (Bung Kus, Bung Beni, dan Bung2 lainnya yang sering muncul di acara bola tiap akhir pekan...). Jangan2 masalahnya tidak hanya di olahraga saja, tetapi juga di kondisi sosial politik negeri kita tercinta juga seperti itu. Jangan2 pula, negara kita tidak mendapatkan tingkat kemakmuran seperti yang diharapkan karena ketidak mampuan kita bekerja sebagai sebuah tim. Wallahu alam.